Gado-gado Cak Nun

Gado-gado Cak Nun


Malam Minggu kemarin, 20 September 2014, di lapangan Korpri Provinsi Lampung, ada hajatan budaya yang digagas teman-teman SEKALA Lampung.  Di acara tersebut, hadir teman-teman dari Galaxy Nasyid, Paduan Suara Universita Lampung, Cerpenis Lampung Mbak Yuli Nugrahani, Budayawan Lampung Isbedy Setiawan, Pak Gie Sugiyanto, Tokoh Masyarakat, Pemuka Agama, Anggota DPR, dan Budayawan Emha Ainun Najib, dan tentunya saya, sebagai penonton (sopo rek sing takok ! ... ha ha :D )

Acara dibuka dengan penampilan dari teman-teman grup Nasyid Galaxy, Paduan Suara Universitas Lampung, pembacaan puisi oleh Isbedy Setiawan dan Yuli Nugrahan.

 Galaxy Nasyid in Action

 "Muli" oleh Isbedy Setiawan

Yuli Nugrahani dengan "Menuntut Bukti"-nya


 Emha Ainun Najib, tentang Kebhinneka Manunggal Ikaan


Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama Lampung




Beberapa wacana yang tercatat di kepala, dari acara budaya bertema Kebhinneka Manunggal Ika an, yang diprakarsai  Sekala Lampung, dan kemudian saya beri judul sendiri Gado-gado dari Cak Nun, diantaranya :


1. Gado-gado itu enak, ketika bahan-bahannya berkualitas. Kolnya, kacangnya, lontongnya, kentangnya, tahunya, semuanya fresh (dan kemudian diolah dengan benar). Gado-gado enak, ketika bahan-bahan tadi tetap menjadi dirinya sendiri: Kol ya benar-benar kol, bukan kol-kolan, dan seterusnya. Demikian analogi untuk Kebhinneka Manunggal Ika an.
Jika selama ini kita terlalu terpaku dengan Kebhinnekaan, ke depan kita juga perlu memberikan porsi perhatian lebih besar terhadap Kemanunggal Ikaan. Ketika Lampung, Jawa, Sunda, Bali, menjadi lampung-lampungan, Jawa-jawaan, Sunda-sundaan, Bali-balian, dan seterusnya, apakah akan menjadi gado2 Indonesia yang berkualitas ?!
Jadi cara berfikirnya: Manunggal ika, menyatu tanpa kehilangan identitas aslinya. 

Lampung, Jawa, Bali, madura dan seterusnya itu lebih dulu ada dari yang namanya Indonesia, justru Indonesia tak akan ada tanpa semua tadi.
Maka yang dibutuhkan justru menjaga identitas itu, dan untuk kepentingan Kemanunggal Ikaan, yang dibutuhkan adalah perekat berupa "keterbukaan", "saling menerima perbedaan" ...
Saya senang mendengar sudah ada yang mulai mengumpulkan "kata-kata mutiara Lampung" ... itu merupakan modal.  (Cak Nun)

2. Dari sisi religiusitas, kalimat "Allahuakbar" adalah bentuk tertinggi ketakjuban akan pengalaman empiris. Ketakjuban dari (kesadaran) sang rendah kepada (karya) Sang Maha Tinggi. Maka rancu ketika kalimat maha sakral tersebut justru digunakan untuk kepentingan gagah-gagahan. (Cak Nun)
3. Acara semacam ini, ada baiknya dikonsep agar seperti fase-fase yang disampaikan Bapak pendidikan : "ing ngarso Sung tulodo, ing madyo mangunkarso, tut wuri handayani". ketika semakin ke sana porsi saya dan kita yang tua-tua semakin sedikit, dan bisa digantikan dengan yang muda-muda ini, itu berarti acara yang digagas Skala Selampung dan komunitas-komunitas yang hadir di sini, semakin berhasil (Cak Nun)
4. Kearian lokal, Filsafat lampung "Piil Pasenggiri", dari yang saya alami dalam keluarga saya, terutama dari Ibu saya, lebih bermakna sebagai "gengsi" yang diukur sebagai segi Kemanfaatan orang Lampung terhadap dirinya dan orang lain (Advokad Lampung, dulunya orang teater -- namanya lupa)
5. Pluralitas itu realitas, menolaknya berarti menolak realitas. Realitas yang bersumber dari Sang Sumber hidup. Jika punya pendirian demikian silahkan resikonya ditanggung sendiri (Corat-coret Penulis).

Dan satu pesan Cak Nun, ketika aktivitas ini diselenggarakan menjadi rutin, idealnya peran Cak Nun dan para tokoh senior semakin sedikit porsinya, seiring meningkatnya porsi peran generasi muda Lampung.  

Itulah corat-coret ide, pemikiran, wacana tentang Kebhinneka Tunggal Ika an yang sempat tercatat dalam artikel Gado-gado Cak Nun ini.  Semoga hajatan semacam ini bisa diselenggarakan secara terus menerus, untuk membuat Lampung, Indonesia lebih sejuk, lebih damai, dengan berpijak pada budaya Indonesia itu sendiri.




Tabik pun !

Salam Hangat,



Thomas Pras









Title: Gado-gado Cak Nun; Written by Thomas Prasasti; Rating: 5 dari 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar