LOGIKA LUCU KELOMPOK ANTI DEMOKRASI

LOGIKA LUCU KELOMPOK ANTI DEMOKRASI

Ilustrasi Kurang Piknik, sumber di sini

LOGIKA LUCU PENGUSUNG ANTI DEMOKRASI


LOGIKA LUCU KELOMPOK PENGUSUNG ANTI DEMOKRASI

 
AntiDem ? Piknik Solusinya !



Read more ...

JANGAN MAU DIBODOHIN PAKAI AYAT SUCI ....

JANGAN MAU DIBODOHIN PAKAI AYAT SUCI ...


ilustrasi : sumber new.sliputan6.com

AYAT SUCI BISAKAH UNTUK MEMBODOHI ?


Bisakah Ayat Suci dipakai untuk menipu ?
Kita lihat fakta di lapangan ...

  • Pernah lihat orang di jalanan ngedarin kotak sumbangan, ngaku nya buat yayasan sosial ?
  • Pernah naik kendaraan umum trus ada orang ceramah singkat lengkap dengan ayat-ayat suci, trus ngedarin amplop amal katanya buat anak yatim piatu ?
  • Pas lagi di rumah pernah disamperin orang, bawa map sumbangan  isi kertas yang ada tulisan ayat suci nya, ngakunya buat pembangunan rumah ibadat ? 
Gimana menurut kalian ?
Apakah pengakuan mereka itu pasti benar, nggak mungkin ada kebohongan ?
Pernahkah kalian lihat berita investigasi, baik koran maupun televisi, tentang penipuan berkedok pencarian sumbangan seperti di atas ?


Gimana menurut kalian, ketika ada yang mengingatkan Anda dengan mengatakan :

"Jangan mau dibodohi pakai ayat suci  ..... (sambungannya nanti di bawah) "  ?!

Marah karena merasa orang yang mengingatkan tersebut Anda anggap telah menistakan Ayat Suci ?!

Dan Anda berargumen bahwa "Ayat Sucinya Ada, Pak Kiai (atau Bu Pendeta, atau Pastor) juga menafsir begitu, salahnya BER-AMAL di mana ?!"


Enggak salah, menyumbang itu baik, dan benar menurut agama, sebagaimana tafsir Para Tokoh Agama.

Tapi kita hidup bukan di surga, tapi di dunia, ... dimana kerjahatan juga eksis nyata.
Dan penjahatnya bisa jadi lebih hafal & fasih ayat-ayat kitab suci dibanding orang kebanyakan.
Dan motifnya untuk kepentingan pribadi. Benarkah argumen saya ini ?

Silahkan dijawab sendiri dengan jujur :
Apakah sumbangan yang diberikan seseorang PASTI tepat sasaran, atau bisa saja sumbangan yang diberikan secara iklas dengan maksud mulia itu dimanfaatkan oknum2 tertentu untuk kepentingan dirinya / kelompoknya ?

Dengan menimbang 3 contoh fakta di atas , tidak adakah tafsir lain secara logis yang bisa ditarik terhadap Orang yang mengingatkan tadi, selain kesimpulan "Orang yang mengingatkan itu Pasti (bermaksud) Menistakan Ayat Suci" !!!

Jika Anda tersinggung, menurut saya, masalahnya terletak pada perbedaan sudut pandangperbedaan penalaran, terkait kaidah bahasa, dan bukan soal perbedaan keimanan.

Orang tersebut bisa jadi mengingatkan Anda tentang Fenomena*), yang dalam hal ini menjadi sensitif karena terkait unsur Agama.  Dia melihat itu sebagai Persoalan Sosial, Anda melihat itu sebagai persoalan Agama.

Apakah sudut pandang orang itu Pasti Salah ?

Kita lihat contoh lain. Kita lihat fakta di lapangan ...

Ketika ada wartawan yang menulis "Ada Wanita ditipu oleh laki-laki Berseragam Perwira TNI" apakah menurut anda wartawan itu Melakukan Penistaan terhadap institusi TNI ?  Apakah dia bermaksud menistakan Seragam TNI ?

Ketika ada yang mengupload video "Polisi memeras Turis" apakah menurut anda itu Penistaan  terhadap institusi Kepolisian ?  Bermaksud menistakan UU Lalu-lintas ?

Lho kok malah ketawa ?! ... 

Gimana, ....
Sudah bisa menemukan benang merah logika penarikan kesimpulan antara kejadian terkait 'ayat suci' dengan kejadian terkait 'ayat UU Lalu-lintas' ?

Lanjut lagi ya ...

Kembali ke poin-poin AYAT SUCI BISAKAH UNTUK MEMBODOHI ? poin-poin fakta yang bisa ditarik dari cerita di atas adalah :

  1. Secara fakta benar bahwa Ayat Suci (yang relevan) itu ada.  Dalam hal ini ayat suci yang  digunakan untuk mempengaruhi Anda (untuk menyumbang, dsb).
  2. Secara fakta benar ada realitas orang-orang menggunakan Ayat Suci untuk tujuan tertentu
  3. Secara fakta, benar bahwa ada yang menyumbang.  

Kita breakdown yang poin 2:

Dalam hal ini tebagi 2:

Sekarang kembali ke :
"Jangan mau dibodohi pakai ayat suci  ..... (sambungannya nanti di bawah) "  ?!

Misalkan dalam suasana Puasa menjelang Idul Fitri, dimana orang berlomba-lomba berbuat kebaikan, dan di sisi lain muncullah fenomena ratusan pengemis dadakan dan orang minta sumbangan .

Kemudian ada orang Dinas Sosial dalam suatu pertemuan ngomong seperti di atas, lengkapnya begini :

"Jangan mau dibodohi pakai ayat suci  ..... tapi kalau hati nurani bapak/ibu niatnya nyumbang untuk menjalankan perintah Tuhan ya silahkan".


Kita breakdown yang poin 3:

Karena omongan Orang Dinas Sosial tadi sebenarnya cuman mau ngingetin aja, bahwa belum tentu peruntukannya benar, menimbang kemungkinan logis yang terjadi :
  • Orang tetap menyumbang karena yakin 100% peruntukannya pasti benar.
  • Orang tetap menyumbang meskipun Anda tidak yakin 100% peruntukannya akan benar
  • Orang tidak menyumbang karena Anda tidak yakin 100% Peruntukannya tidak benar
    (Tapi bisa jadi memilih menyumbang melalui tempat yang menurutnya pasti kredibel, misalnya ke : Rumah Ibadat yang dia tau pasti tempatnya, dan sedang dalam progress pembangunan, atau ke yayasan yang jelas perijinan dan transparan lewat laporan kegiatan).

Apa menurut kalian maksud omongan dari Orang Dinas Sosial tadi, adalah  :
  •  Tokoh Agama yang ceramah tentang "mulianya ber amal" pasti berniat membodohi.
  •  Ayat Suci tentang "mulianya beramal/menyumbang" adalah bohong.
  • Yang meminta sumbangan pasti membodohi.
  • Yang nyumbang pasti dibodohi. 
Semoga enggak ada yang mikir aneh begitu ya ?!  :)


AYAT SUCI DAN KEPENTINGAN POLITIK


Sub Judul  AYAT SUCI BISAKAH UNTUK KEPENTINGAN POLITIK ? sebenarnya rada mubazir setelah saya nulis panjang lebar dengan ilustrasi fenomena sosial di atas.  Tapi mumpung masih anget, dan kekinian gue tulisa aja ...


Kita pakai tema Fenomena Sosial Politik yang masih hangat, terkait PILKADA DKI JAKARTA tahun 2017 : Jangan Pilih Calon Non-Muslim


Tidak salah jika ada orang yang sepakat dengan tafsir "Jangan pilih Non-Muslim".
Begitu juga dengan mereka yang menafsir "Nggak papa pilih Non-Muslim"

Keduanya sama-sama punya hak berpendapat, dan sama-sama wajib kita hormati.

(Jadi plis jangan tanya lagi : "dimana salahnya prinsip JANGAN PILIH NON MUSLIM itu ? itu kan keyakinan kami, itu hak kami !" ...  capek ngetiknya Mas Bro :) mendingan Mas Bro aja baca ulang Sub Judulnya :)  ).

Kembali ke Subjudul ...
Cara yang paling gampang untuk menerawang MOTIF 'POLITIK' nya adalah :
Bandingin aja antara OMONGANNYA, sama TINDAKANNYA ..  Bertentangan apa enggak ?! .


Jadi kalau ada Politisi dari Parpol tertentu -- yang bisa saja kebetulan dia itu Tokoh Agama (yang berpolitik Praksis) Ngomong/Ceramah/Berorasi di salah satu Wilayah Pilihan / Dapil :


"Jangan Pilih Calon Non-Muslim"

Tapi di Dapil lain orang ini dan atau Kelompoknya Memberikan dukungan Politik untuk memenangkan Non-Muslim. 

Silahkan Nilai Sendiri dengan Jujur : 

BUAT TUHAN atau BUAT KEPENTINGAN KELOMPOKnya ?!

Bahasa lainnya, dalam realitas di atas itu Teologis atau Politis ?!


Silahkan kalau mau dikritisi ...
Tapi Plis, jangan modal iman atau keyakinan, karena itu nutup ruang diskusi ...

*) Fenomena adalah rangkaian peristiwa serta bentuk keadaan yang dapat diamati dan dinilai lewat kaca mata ilmiah atau lewat disiplin ilmu tertentu. Fenomena terjadi di semua tempat yang bisa diamati oleh manusia.

Read more ...

PARODI NASAKOM & NASI BUNGKUS (Refleksi Hari Kesaktian Pancasila)

PARODI NASAKOM & NASI BUNGKUS
(Refleksi Hari Kesaktian Pancasila)



 Garuda Pancasila. Sumber dari sini


PANCASILA, DASAR NEGARA, FALSAFAH KEHIDUPAN BANGSA


PANCASILA,
Bukan sekedar Ideologi Politik,
Bukan PILAR seperti yang disosialisasikan belakangan ini,
Melainkan DASAR NEGARA, FALSAFAH KEHIDUPAN Bangsa ini.

PANCASILA,
bahwa "KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA" adalah tujuan,
adalah Mandat kepada Pemerintah. 


Maka jika Sila itu menjadi 'VISI BERSAMA',
Tidak lah penting apa MAHZAB POLITIK yang dipakai, Apakah NASionalis - Agama - atau - KOMunis, semua PERBEDAAN itu memperoleh RUANG di dalam PANCASILA.
Bukankah "Bhinneka Tuggal Ika" Sudah cukup jelas tertulis di kaki SANG BURUNG GARUDA ?


Pancasila akan kembali sakti ketika dikembalikan sebagai Dasar Negara, Sebagai Falsafah Kehidupan Bangsa,
Bukan dijadikan sekedar sebagai Ideologi Politik, atau alat kekuasaan untuk memberangus perbedaan Ide.
Upaya pemulihannya wajib ditempuh dengan jalan bermartabat, bukan jalan kekerasan ...

Penting mengedepankan rekonsiliasi dan jalan damai, agar perjalanan bangsa ini tak terjerembab lagi dalam lubang kelam yang sama



KEBHINNEKAAN ITU REALITAS, MAKA KITA PERLU TETAP WARAS

Sebab Kebhinnekaan itu realitas, maka kita perlu tetap waras
Ide tidak mungkin bisa dihapus, dimusnahkan,
maka ideologi akan tetap ada selama kehidupan ini masih berjalan.
Sehingga upaya memusnahkan ide adalah tindakan konyol, menghabiskan energi, ... bodoh dan sia-sia. Bukankah itu bertentangan dengan definisi Manusia & Kemanusiaan ?


Tapi untuk tetap bisa berfikir waras, perut rakyat haruslah puas ...
Sehingga tak membiarkan nalarnya bersimpuh di haribaan nasi bungkus yang menggoda ...


 
Akhir kata,
selamat menikmati & merenungkan meme di bawah ini,



 SALAM PANCASILA - Bhinneka Tunggal Ika.


Meme Parodi NASAKOM & NASI BUNGKUS


Sumber :  dari sini
Read more ...

PUASA, ANTARA PERSONAL & SOSIAL

PUASA, ANTARA PERSONAL DAN SOSIAL 

 




Manusia memiliki hasrat dan nafsu,
Puasa merupakan salah satu cara berlatih mengendalikannya


Puasa,
secara PERSONAL, merupakan KEWAJIBAN umat beriman terhadap Tuhan menurut agama,


Puasa,
secara SOSIAL merupakan HAK, sebagai bagian dari Hak Asasi setiap Manusia dalam menganut dan menjalankan agama dan kepercayaan. 

 

Apa yang terjadi jika hal di atas dipraktekkan secara terbalik ?






Salam N &K



Malaikat Nikotin & Kafein















Read more ...

THE FIELD OF AARU SURGA DENGAN BIR BERLIMPAH

THE FIELD OF AARU, SURGA DALAM MITOLOGI MESIR



Gambar tentang Mitologi Mesir.  Sumber : di sini


THE FIELD OF AARU


Kamu pecinta Bir ?
Ini bisa jadi kabar baik buatmu ...

Dalam Mitologi Mesir "The Fields of Aaru" memiliki arti lain "Lapangan Persembahan" atau "Lapangan Elysian".   
 
Aaru adalah daratan dimana Osiris tinggal setelah dihidupkan kembali dari kematiannya. Sejumlah gerbang pada tempat ini memiliki penjaganya sendiri.  Sebelum mencapai Aaru, roh orang benar harus melewati sekitar 15 atau 21 gerbang dengan penjaganya masing-masing 

Namun ketika mereka sudah sampai di tanah tersebut dapat dikatakan mereka telah mencapai surganya bumi, yakni tempat menyerupai bumi namun jauh lebih baik.   Saat para jiwa sampai di sana, mereka akan mendapati dirinya di tempat kedamaian abadi, berisikan tanaman yang luar biasa dan juga “bir dan roti abadi.”
 
 

THE FIELD OF AARU, SURGA PATRIARKI ? 

 
The Fields of Aaru digambarkan sebagai tempat penuh roti, pangan, dan bir berlimpah, dan suasana tenang.   The Field of Aaru digambarkan sebagai 'Surga nya Laki-laki', sebab di sana para laki-laki dapat memiliki istri sebanyak yang mereka mau, sementara tidak diketahui apa yang didapatkan wanita di sana.
 
 
 
Sumber :

Read more ...

MERAYAKAN PERBEDAAN DENGAN SEGELAS BIR

MERAYAKAN PERBEDAAN DENGAN SEGELAS BIR



KEBHINNEKAAN, KEBERAGAMAN DAN PERBEDAAN


Keberagaman adalah realitas, mau di tolak-mau diterima, itulah adanya.
Penolakan dan Penerimaan adalah bagian dari Keberagaman, dalam hal ini Keberagaman Pendapat, Keberagaman sikap.

Dalam Keberagaman ada Perbedaan, itu keniscayaan ..
Bisa disikapi secara 'histeris', atau 'heppy', itu perbedaan pilihan ...
Mau dilihat sebagai 'kelemahan' atau 'kekuatan', tergantung pengelolaan ...

Pribadi-pribadi dewasa tak suka memaksa,
Dan jiwa-jiwa merdeka tak mau dipaksa,
Kebhinnekaan kita adalah Bhinneka Tunggal Ika, bukan Bhinneka tinggal Ika ...
Kemerdekaan, Kesetaraan, Persaudaraan dalam bahasa mereka ...

Dalam Keberagaman, tak selalu tercapai titik temu ...
Dalam situasi ini, kedewasaan bisa dilihat dari "Sepakatan untuk tidak sepakat" ...
Saling menghormati dalam perbedaan ...
Nggak perlu Parno ... Biasa aja, Men ...

KOK TAKUT SAMA PERBEDAAN ?

Hidup cuman sekali,
Jangan biarkan sejarah mencatat nama kita sebagai manusia konyol yang takut akan perbedaan, sebab itu sama saja menolak realitas ...
Mosok hidup sekali mau dihabisin buat mimpi ?!
Tengsin lah kalau ada ABG yang nyeletuk
"Minum kaga, tapi mabok lu parah Men ... Reseh !"
 
Toas dulu ah ...


Yang nggak ngebir bisa ngopi, ngeteh, nyendol, dsb .. yang penting Toast
[Alkohol, melunturkan make-up, menampilkan aslimu]




Malaikat Nikotin & Kafein, 29.03.2016
Read more ...

FIRMAN YANG MENJADI DAGING

FIRMAN YANG MENJADI DAGING


Ilustrasi Firman yang menjadi daging, sumber : di sini & di sini


TAFSIR FIRMAN YANG MENJADI DAGING

Ini kisah tentang seorang sahabat. 
Seorang yang menurut pengakuannya sendiri belakangan secara sadar memilih untuk jarang beribadat ... Beribadat lho ya, bukan beribadah.

Suatu hari menjelang Natal, Sahabat yang jarang pergi ke gereja tadi ke gereja untuk mengantar anaknya sekolah minggu. Ketika ia sampai di gereja, misa minggu pagi sudah selesai, sebab sekolah minggu memang diadakan setelah misa usai.

Melihat sahabat tadi memasuki pelataran gereja, seorang  umat menyindirnya "Tumben dateng, ada apa nih ?"
Teman tadi tak menjawab, justru balik bertanya "Pengen tau aja, apa bacaan hari ini".
Orang yang bertanya tadi menjawab "Itulah, makanya rajin ke gereja, jadi tau ... menjelang Natal gini pasti bacaan Injilnya Firman yang Menjadi Daging" ...

"Ooo gitu ya ?! ... Trus kalau menurut Sampean maksudnya gimana Mas ?" tanya Sahabat.
"Begini, kan pada awalnya Tuhan .... bla bla bla bla bla" ... Orang tadi menceritakan ulang kisah kelahiran Yesus ...
"Wah ribet ya ?!" kata Sahabat.
"Makanya rajin ke gereja, biar paham"   jawab orang tadi menggurui.

Teman tadi mengangguk-anggukkan kepala,
Lalu menukas "Seharusnya nggak serumit itu lho Mas".
"Seharusnya nggak serumit itu gimana ? Ya jelas-jelas arti Firman itu begitu ... Apa Sampean mau ngarang tafsir sendiri ?!" protes orang yang menjelaskan tadi.
"Bukan mengarang Mas, hanya pendapat ..."


TAFSIR PEMBEBASAN FIRMAN YANG MENJADI DAGING


ilustrasi Tukang Becak, sumber: di sini

"Coba gimana, saya pengen tau pendapatnya orang yang jarang ke gereja !" tukas temannya.
"Menurut saya sederhana saja kok ..." sahut Sahabat ...

Sahabat tadi  tidak meneruskan kata-katanya.
Ia malah melangkah menuju ke arah seorang tukang becak yang biasa mangkal di depan gereja.
Sementara temannya tadi mengikuti dengan penasaran ...

"Sugeng Enjang Pakde" -- terjemahan bebasnya kurang lebih : "Selamat pagi Pakde"
"Sugeng Enjang Mas... bade Mbecak ?!" (Selamat pagi Mas ... Mau (naik) becak ?!)
"Mboten Pakde, namung bade tanglet mawon... Sampun sarapan dereng ?!"  (Enggak Pakde, cuma mau tanya ... Sudah sarapan belum ?!)
"Wah, nggih dereng, lha wong dereng angsal penumpang ... " (Wah, ya belum, orang belum dapat penumpang)

Tanpa menunggu bapak tua tadi menyelesaikan kalimatnya, Sahabat tadi mengangsurkan selembar uang kepada bapak tua, dan berkata:
"Niki Pakde, kagem sarapan ... mugi-mugi dados daging njih " ...(Ini Pakde, untuk beli sarapan ... semoga jadi daging ya)

Teman yang berbincang dengan Sahabat tadi langsung melengos dan ngeloyor pergi dari situ ...
Sementara ia melangkah, ia masih mendengar Bapak  tua tadi mengucap:
"Waaaah, maturnuwun sanget Mas, nggih ... mugi-mugi dados daging lan tenogo ngge nggenjot becak"  (Waah, terimakasih sekali Mas, ya ... moga-moga jadi daging dan tenaga untuk genjot becak)


Juga suara Sahabat saya:
"Nggak rumit to jane Mas ?!"  (Nggak rumit kan sebenarnya Mas ?!)

Mulut teman sahabat saya terlihat komat-kamit nggrundel atas Tafsir Teologi Pembebasan "Firman yang Menjadi Daging" yang baru saja diperagakan oleh Sahabat  ...






Thomas Pras
11 Agustus 2011.

Pernah diposting di Kompasiana : Tafsir: Firman yang menjadi daging 

Catatan : 
- Sampean : Sebutan antar orang dewasa yang sebaya (Jawa)

- Pakde : Sebutan untuk laki-laki yang umurnya agak lebih tua dari umur bapak kita (Jawa) ...
Read more ...