ARGUMENTASI DAN PROPOSISI DALAM LOGIKA

ARGUMENTASI & PROPOSISI DALAM LOGIKA

 


ilustrasi Argumentasi & Proposisi.  Sumber di sini


ARGUMENTASI DALAM LOGIKA



Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (lihat di sini ), argumentasi memiliki arti :

argumentasi/ar·gu·men·ta·si/ /arguméntasi/ n alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan;

berargumentasi/ber·ar·gu·men·ta·si/ v memberikan alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat: sistem dan tradisi mahkamah peradilan kita hendaknya banyak memberikan kesempatan ~
Sedangkan menurut Vincent, dalam bukunya yang berjudul Becoming A Critical Thinker: A Mater Student texts Argumen diartikan sebagai: the statement of a point of view and the evidence that supports it in a way intended to be persuasive to other people.”.  Jadi argumentasi merupakan suatu pernyataan yang didukung oleh bukti-bukti yang dapat mengubah atau mempengaruhi pikiran orang lain
Argumen juga dapat diartikan sebagai proses untuk memperkuat suatu klaim melalui analisis berpikir kritis berdasarkan dukungan dengan bukti-bukti dan alasan yang logis. Bukti-bukti ini dapat mengandung fakta atau kondisi objektif yang dapat diterima sebagai suatu kebenaran (Inch & Warnick, 2006) 
Dari dua pengertian ini, jelaslah bahwa argumentasi itu adalah suatu pernyataan (klaim) yang bukan semata-mata diucap dengan tanpa dasar. Argumentasi harus selalu berorientasi pada data, fakta atau bukti-bukti yang objektif sehingga dapat diterima kebenarannya. Oleh karenanya untuk berargumentasi seseorang akan melakukan kegiatan analisis dan berpikir kritis
Lebih jauh lagi argumentasi juga memiliki sifat persuasif atau dapat mengubah mau pun mempengaruhi  pikiran orang lain.  Hal ini juga ditegaskan oleh Driver dan teman-teman, bahwa argumentasi adalah proses yang digunakan seseorang untuk menganalisis informasi kemudian dikomunikasikan kepada orang lain. (Driver, Newton, & Osborne. 1998). 

Analisis Toulmin terhadap Argumen

Salah satu cara untuk memastikan keabsahan argumen Anda adalah dengan mengujinya menggunakan metode yang diciptakan oleh Stephen Toulmin, seorang filsuf dan pendidik yang mengabdikan kariernya untuk mengembangkan analisis penalaran moral. 

Metode Toulmin didesain supaya kita dapat menilai keabsahan argumen mana pun yang kita temui. Namun, metode ini juga dapat dipakai untuk menentukan sejauh mana keabsahan argumen kita sendiri.

Toulmin mengklasifikasikan enam elemen penting dalam sebuah argumen. 
Tiga elemen yang terpenting adalah klaim (claim), dasar argumen (grounds), dan pendukung (warrants). 
  • Klaim adalah argumen yang Anda tegaskan atau ajukan; 
  • Dasar argumen adalah bukti-bukti yang mendukung klaim; 
  • Pendukung adalah serangkaian alasan yang menjamin sebuah bukti dapat mendukung klaim yang Anda ajukan
Dari ketiganya, pendukung adalah aspek argumen yang paling "genting" karena di dalamnya terkandung banyak keyakinan dan asumsi yang dapat atau tidak dapat dinyatakan secara eksplisit.



PROPOSISI DALAM LOGIKA

Proposisi adalah istilah yang digunakan untuk kalimat pernyataan yang memiliki arti penuh dan utuh. Hal ini berarti suatu kalimat harus dapat dipercaya, disangsikan, disangkal, atau dibuktikan benar tidaknya. Singkatnya, proposisi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang dapat dinilai benar atau salah.

Dalam ilmu logika, proposisi mempunyai tiga unsur yakni:
  1. Subyek, perkara yang disebutkan adalah terdiri dari orang, benda, tempat, atau perkara. 
  2. Predikat adalah perkara yang dinyatakan dalam subjek. 
  3. Kopula adalah kata yang menghubungkan subjek dan predikat. 
Contoh kalimat : Semua manusia adalah fana.
Kata semua dalam kalimat tersebut dinamakan dengan pembilang. Kemudian kata manusia berkedudukan sebagai subyek, sedang adalah merupakan kopula. Adapun predikat di sini diwakili oleh kata fana.

Banyak pemikir modern berpikir bahwa "pernyataan" dan "proposisi" adalah sinonim, atau paling tidak seharusnya sama. 

Keputusan yang dipermasalahkan dalam logika adalah keputusan yang berhubungan dengan term-term yang terangkai dalam suatu kalimat.

Menurut logika tradisional, proposisi mestinya terdiri atas tiga bagian, yaitu subyek, predikat dan kopula. Kopula mesti ada dan fungsinya menyatakan hubungan yang terdapat antara subyek dan predikat. Hubungan yang dinyatakan oleh kopula mungkin berupa afirmasi, artinya kopula menyatakan bahwa diantara subyek dan predikat tidak terdapat suatu hubungan apapun.


Proposisi Menurut Sumbernya

Dalam Logika dikenal adanya dua macam proposisi, menurut sumbernya, yaitu proposisi analitik (proposisi a priori) dan proposisi sintetik (proposisi a posteriori). Proposisi analitik adalah proposisi yang predikatnya mempunyai pengertian yang sudah terkandung pada subyeknya, contohnya : "Burung adalah hewan".

Kata “hewan” pengertiannya sudah terkandung pada subyek “burung”. Jadi predikat pada proposisi analitik tidak mendatangkan pengetahuan baru. Untuk menilai benar tidaknya proposisi serupa kita lihat ada tidaknya pertentangan dalam diri pernyataan itu.

Proposisi sintetik adalah proposisi yang predikatnya mempunyai pengertian yang bukan menjadi keharusan bagi subyeknya, seperti : "Manggis itu manis".

Kata “manis” pengertiannya belum terkandung ada subyeknya, yaitu “manggis”. Jadi kata “manis” merupakan pengetahuan baru yang didapat melalui pengalaman. Proposisi sintetik adalah lukisan dari kenyataan empirik maka untuk menguji benar salahnya diukur berdasarkan sesuai tidaknya dengan kenyataan empiriknya.
Penjelasan skema di atas adalah sebagai berikut:

Berdasarkan Bentuk

Berdasarkan bentuknya, proposisi diklasifikasikan menjadi dua kategori: tunggal dan majemuk. Proposisi Tunggal hanya mengungkap satu pernyataan saja dimana hanya didukung satu subjek dan satu predikat (kalimat tunggal). Sebagai contoh kalimat "Setiap manusia akan mati",dalam kalimat tersebut hanya terdapat satu subjek, yakni "manusia", sedang predikatnya berupa "mati".

Kemudian Proposisi Majemuk, proposisi ini dibentuk dari gabungan dua proposisi tunggal atau lebih dimana kalimat pernyataan ini sekurang-kurangnya didukung dua pola kalimat.
Misalnya seperti kalimat "Setiap warga negara harus menyadari hak dan tanggung jawabnya".

Macam-macam Proposisi menurut Bentuknya

1. Proposisi Kategorik
Proposisi kategorik adalah proposisi yang mengandung pernyataan tanpa adanya syarat. Proposisi kategorik yang paling sederhana terdiri dari satu term subyek, satu term predikat, satu kopula dan satu quantifier. Subyek adalah term yang menjadi pokok pembicaraan. Predikat adalah term yang menerangkan subyek. Kopula adalah kata yang menyatakan hubungan antara term subyek dan term predikat. Quantifier adalah kata yang menunjukan banyaknya satuan yang diikat oleh term subyek.

Sebagian                manusia           adalah              pedagang
Quantifier             subyek             kopula             predikat

Perlu diketahui, meskipun dalam suatu proposisi tidak menyatakan quantifier-nya tidak berarti subyek dari proposisi tersebut tidak mengandung pengertian banyaknya satuan diikatnya. Perhatikan proposisi yang quantifier-nya dinyatakan :
  • Proposisi universal :     Semua tanaman membutuhkan air.
  • Proposisi partikular :     Sebagian manusia dapat menerima pendidikan tinggi.
  • Proposisi singular :     Seorang yang bernama Hasan adalah seorang guru.
Proposisi tersebut dapat dinyatakan tanpa disebut quantifier-nya tanpa mengubah kuantitas proposisinya :
  • Proposisi universal : Tanaman membutuhkan air.
  • Proposisi partikular : Manusia dapat menerima pendidikan tinggi.
  • Proposisi singular : Hasan adalah guru.
Dari kombinasi antara kuantitas dan kualitas proposisi maka kita kenal enam macam proposisi, yaitu :
  1. Universal positif, seperti : Semua manusia akan mati
  2. Partikular positif, seperti : Sebagian manusia adalah guru
  3. Singular positif, seperti : Rudi adalah pemain bulu tangkis
  4. Universal negatif, seperti : Semua kucing bukan burung
  5. Partikular negatif, seperti : Beberapa mahasiswa tidak lulus
  6. Singular negatif, seperti : Fatimah bukan gadis pemalu
Proposisi universal positif, kopulanya mengakui hubungan subyek dan predikat secara keseluruhan, dalam Logika dilambangkan dengan huruf A. Proposisi partikular positif kopula mengakui hubungan subyek dan predikat sebagian saja dilambangkan dengan huruf I. Proposisi singular positif karena kopulanya mengakui hubungan subyek dan predikat secara keseluruhan maka juga dilambangkan dengan huruf A. Huruf A dan I masing-masing sebagai lambang proposisi universal positif dan partikular positif diambil dari dua huruf hidup pertama kata Latin Affirmo yang berarti mengakui.

Proposisi universal negatif kopulanya mengingkari hubungan subyek dan predikatnya secara keseluruhan, dalam Logika dilambangkan dengan huruf E. Proposisi partikular negatif kopulanya mengingkari hubungan subyek dan predikat sebagian saja, dilambangkan dengan huruf O. Proposisi singular negatif karena kopulanya mengingkari hubungan subyek dan predikat secara keseluruhan, juga dilambangkan dengan huruf E. Huruf E dan O yang dipakai sebagai lambang tersebut diambil dari huruf hidup dalam kata nEgo, bahasa Latin yang berarti menolak atau mengingkari.
Dengan pembahasan diatas maka kita mengenal lambang, permasalahan dan rumus proposisi sebagai berikut :

Lambang Permasalahan Rumus
A Universal Positif Semua S adalah P
I Partikular positif Sebagian S adalah P
E Universal negatif Semua S bukan P
O Partikular negatif Sebagian S bukan P

2. Proposisi Hipotetik
Jika pada proposisi kategorik kopula menghubungkan dua buah term sedang pada proposisi hipotetik kopula menghubungkan dua buah pernyataan. Sebuah proposisi hipotetik, misalnya : ‘Jika hujan turun maka desa akan banjir’ pada dasarnya terdiri dari dua proposisi kategorik ‘Hujan turun’ dan ‘Desa akan banjir’.’Jika’ dan ‘maka’ pada contoh diatas adalah kopula, ‘hujan turun’ sebagai pernyataan pertama disebut sebab atau antecedent dan ‘desa akan banjir’ sebagai pernyataan kedua disebut akibat atau konsekuen.

Proposisi hipotetik mempunyai dua buah bentuk. Yaitu:
  • Jika A adalah B maka A adalah C, seperti “Jika Feri rajin maka ia akan naik kelas”.
  • Jika A adalah B maka C adalah D, seperti “Jika permintaan bertambah, maka harga akan naik”.

3. Proposisi Disyungtif
Seperti juga proposisi hipotetik, proposisi disyungtif pada hakikatnya juga terdiri dari dua buah proposisi kategorika. Sebuah proposisi disyungtif seperti : Proposisi jika tidak benar maka salah ; jika dianalisis menjadi : ‘Poposisi itu benar’ dan Proposisi itu salah”. Kopula yang berupa ‘jika’ dan ‘maka’ mengubah dua proposisi kategorik menjadi permasalahan disyungtif. Kopula dari proposisi disyungtif bervariasi sekali, seperti :
  • Hidup kalau tidak makan adalah mati.
  • Eko di kantin atau di perpus.
  • Jika bukan Dian yang memberi maka Dodi.
Bentuk-bentuk proposisi disyungtif yaitu:

a. Proposisi disyungtif sempurna.
  • Mempunyai alternatif kontradiktif
  • Rumus : A mungkin B mungkin non B, seperti “Fajar mungkin masih hidup mungkin sudah mati (non-hidup)”.
b. Proposisi disyungtif tidak sempurna.
  • Tidak sempurna alternatifnya tidak berbentuk kontradiktif.
  • Rumus : A mungkin B mungkin C, seperti “Gilang berhelm hitam atau berhelm putih”.

Berdasarkan Sifat Pembenaran & Pengingkaran

Berdasarkan sifat pembenaran dan pengingkaran, terdapat dua kategori proposisi: kategorial dan kondisional. Proposisi kategorial menunjuk pada sebuah pembenaran atau pengingkaran yang bersifat mutlak; pasti benar atau pasti salah.  Artinya, kebenaran terjadi tanpa syarat.
Contoh: Semua orang akan mati.

Selanjutnya adalah proposisi kondisional, yakni proposisi yang menunjuk pada pembenaran atau pengingkaran yang bersyarat atau berupa pilihan.


Kategori proposisi kondisional sendiri dapat dibedakan menjadi dua kategori, yakni hipotesis dan disjungtif.  Proposisi Kondisional Hipotesis adalah proposisi yang menunjuk pada pembenaran yang bersyarat.  Artinya bila proposisi terpenuhi, maka kebenaran terjadi. Hal ini bisa kita lihat dalaam kalimat Jika hujan terjadi, tanah becek, jadi tanah akan becek jika terjadi hujan. 
Lain halnya dengan proposisi kondisional hipotesis, Proposisi Kondisional Disjungtif disebut juga Hal ini didasarkan pada pembenaran yang berupa pilihan.  Proposisi ini kerap kali menggunakan kata atau seperti dalam kalimat: Amir harus membantu orang tuanya atau membersihkan halaman rumah.











Sumber :

Title: ARGUMENTASI DAN PROPOSISI DALAM LOGIKA; Written by Thomas Prasasti; Rating: 5 dari 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar